Thursday, October 30, 2008

CATATAN UNTUK SUAMI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Baca jangan tak baca.
Kita mesti berusaha menjadi suami yang terbaik, ayah yang terbaik.
Jangan harap isteri sahaja baik, tapi kita sebagai suami tak baik.

Wanita mana yang tidak mendambakan seorang lelaki yang kelak dapat menjadi sandaran hidupnya, mampu membimbing dan mendidiknya untuk menjadi wanita terbaik dan solihah bukan saja hanya untuk suaminya, tetapi terbaik untuk Allah subhanahu wata’ala.

Suami yang selalu memotivasinya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dan selalu istiqamah di jalan-Nya. Maka tentunya faktor-faktor dan ciri-ciri di bawah ini perlu diketahui oleh para kaum lelaki yang ingin menjadi suami idaman bagi isteri-isterinya.
Di antaranya adalah:
1. Hendaklah seorang suami senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dalam mempergauli dan memperlakukan isterinya. Karena ia adalah amanah yang akan dipertanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala pada hari Kiamat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Perlakukanlah wanita-wanita itu dengan baik". (Muttafaq 'alaih). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang berbuat zhalim terhadap wanita. Sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdo'a, "Ya Allah sesungguhnya aku akan menjadi penghalang (orang yang menzalimi) hak dua golongan yang lemah, yakni: Anak yatim dan wanita." (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).

2. Hendaklah seorang suami memiliki perangai dan tabiat yang mulia. Janganlah dia mencaci isterinya, menghinanya, dan mendiamkannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Janganlah seorang mu'min membenci seorang mu'minah, jika ia tidak menyukai suatu perangai nya, maka dia akan menyukai perangai yang lain dari dirinya." (HR. Muslim).

3. Hendaklah seorang suami banyak bersabar dan baik dalam bermu'amalah dengan isterinya. Maka sebaik-baik kalian adalah yang menjaga persahabatan dan kasih sayang!
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik kalian kepada keluargaku". (HR. Ibnu Majah)

4. Hendaklah seorang suami memiliki kecemburuan terhadap isterinya, tetapi tidak berlebihan, sehingga berburuk sangka kepadanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apakah kalian merasa kagum/heran dengan ghirah (rasa cemburu)nya Sa'ad? Sungguh aku lebih cemburu darinya, dan Allah lebih cemburu dariku." (HR.Muslim).

5. Hendaklah seorang suami bersikap lemah lembut dan bijaksana dalam menangani kesalahan dan kekeliruan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi indah, dan tidaklah kelembutan itu hilang dari sesuatu, melainkan ia akan memperburuknya." (HR. Muslim). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha lembut, Dia menyukai kelembutan di dalam semua perkara." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

6. Hendaklah seorang suami memberikan nafkah kepada isterinya dengan ma'ruf (layak). Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, " dan janganlah Engkau jadikan tanganmu terbelenggu di lehermu, dan janganlah pula Engkau menghulurkannya Dengan sehabis-habisnya, kerana akibatnya akan Tinggalah Engkau Dengan keadaan Yang tercela serta kering keputusan. (QS. Al-Isra': 29) (maksudnya: tidak kurang dan tidak berlebihan, pent.)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya, apa hak isteri yang wajib dipenuhi oleh suami? Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Kamu memberi makan kepadanya, jika kamu makan. Dan kamu memberi pakaian untuknya, jika kamu memakai pakaian. Dan janganlah kamu memukul wajah, menjelek-jelekkannya, dan jangan pula kamu mendiamkannya kecuali di dalam rumah." (HR. Ahmad dan Abu Daud).

7. Hendaklah seorang suami mempelajari feqah kewanitaan sehingga ia mengetahui cara bergaul isterinya saat haidh dan nifas, dan hendaklah dia mengajarkan kepada isterinya tentang masalah tersebut, jika dia belum mengetahuinya.

8. Hendaklah seorang suami mengerti, bahwasannya tidak boleh baginya berhubungan (bersetubuh) dengan isterinya waktu haidh, dan tidak pula pada duburnya. Dan dibolehkan baginya untuk bermesra-mesraan dengannya waktu haidh, kecuali melakukan jima' (bersetubuh), karena hal tersebut diharamkan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,artinya, "Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:"Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintakan Allah kepadamu. Sesung guhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagai mana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah ahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS. Al-Baqarah: 222-223).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Allah subhanahu wata’ala tidak memandang seorang lelaki yang menggauli lelaki lain atau seorang wanita melalui dubur". (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani).

9. Di antara etika melakukan jima': Memulai dengan basmalah (membaca bismillah dan berdo'a), bersenda gurau, berpelukan, mencium sebelum melakukannya. Karena hal itu lebih dapat memberikan kepuasan bagi suami dan isteri. Dan jika seorang suami telah selesai menunaikan hajatnya, maka hendaklah dia tidak tergesa-gesa (menyudahinya), sampai sang isteri mendapatkan haknya. Dan barangsiapa yang ingin mengulanginya (jima'), maka hendaklah ia membasuh kemaluannya, lalu berwudhu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya, "Jika salah seorang di antara kalian akan menyetubuhi istrinya mengucapkan (berdoa), "Dengan nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami. Maka niscaya setan tidak akan mencelakakan anak (hasil) dari keduanya selama-lamanya."(Muttafaq 'alaih).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi isterinya, kemudian hendak mengulangi, maka hendaklah dia berwudhu." (HR. Muslim)

10. Hendaklah seorang suami menjauhkan diri dari menyebar-luas rahsia-rahsia hubungan suami-isteri.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah subhanahu wata’ala pada hari Kiamat adalah seorang suami yang menggauli isterinya, dan isterinya menggaulinya, kemudian ia sebarkan rahsia isterinya." (HR. Muslim).

Suatu ketika dikatakan kepada sebagian orang-orang solih yang ingin menceraikan isterinya, "Apa yang membuatmu ragu kepada isterimu?" Lalu ia menjawab, "Orang yang berakal tak akan membuka rahsia." Maka tatkala ia telah menceraikannya, ia pun kembali ditanya, "Mengapa kamu menceraikannya?". Lalu ia pun menjawab, "Apa urusanku/ hakku dengan isteri orang lain?"

Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa memberi kan taufiq-Nya kepada kita semua.

Sumber: Dialihbahasakan dari buletin “Baaqotu wardin wa Nisrin, Muhdatun Likulli ‘Arusain”, Min al-Qism al’Ilmy Bi Daril-Wathan. (Oleh: Abu Nabiel)

SINI KAWIN, SANA KAWIN - catatan untuk pengantin baru

Cuti panjang 4 hari, jumaat, sabtu, ahad dan isnin khususnya kepada orang Pahang. Hari jumaat baru ini ialah hari cuti, hari lahir al-Sultan Pahang. Apalagi masing-masing berebut buat projek perkahwinan, di sini majlis kawin, di sana majlis kawin selang seli dengan majlis terbuka hari raya.
CATATAN MANIS UNTUK PENGANTIN
Pada hari ini, Allah subhanahu wata'ala satukan dua insan yang berbeda.
Pada hari ini, Dia padukan dua hati .
pada hari ini Dia dekatkan dua insan yang dulu berjauhan.
Dan pada hari ini pula, Allah subhanahu wata'ala halalkan hubungan seorang muslimah dengan seorang muslim dengan jalan dan cara yang syar'ie sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah.
"Semoga Allah memberikan keberkatan kepada kedua mempelai di kala suka maupun duka. Serta menyatukan mereka berdua dalam kebaikan."
Sungguh di antara hal-hal yang menggembirakan saat ini, kita lihat para pemuda muslim berhasrat kuat untuk menikah, meskipun banyak kesulitan yang harus mereka hadapi dan begitu besar biaya yang mereka tanggung. Hal itu tidak lain semata-mata karena keinginan mereka untuk mencari jalan yang halal, dan benar-benar untuk menjaga kesucian diri mereka, serta demi mewujudkan cita-cita membangun keluarga muslim yang akan menjadi salah satu bagian terpenting dalam membangun masyarakat, bahkan umat Islam seluruhnya.
1. Pernikahan Merupakan Petunjuk Para Nabi Dan Rasul 'alaihimussalam.
Barangsiapa yang membencinya, sungguh dia telah menyelisihi sunnah dan menentang petunjuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Beliau bersabda, "Demi Allah!! Sungguh aku Adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala di antara kalian. Tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka, aku shalat dan aku juga tidur , aku pun menikahi wanita-wanita. Barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka ia bukan termasuk umatku." (Muttafaq 'alaih).
2. Pernikahan Sebagai Realisasi Dari Memenuhi Panggilan Allah subhanahu wata'ala. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 32)
3. Pernikahan Adalah Panggilan Fitrah.
Barangsiapa yang meninggalkannya dan mencari selain dari itu, sungguh ia telah menyalahi fitrah tersebut. Dan barangsiapa yang menyalahinya, niscaya ia berada di jurang kehancuran.
Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum: 30)
4. Pernikahan Merupakan Salah Satu Nikmat Allah Yang Paling Agung Bagi Hamba-hamba-Nya, Jalan Menggapai Kasih Sayang, Langkah Menuju Bahagia, Tanda Kemapanan, Dan Sarana Untuk Meraih Anugerah.
Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21)
5. Pernikahan Adalah Jalan Syar'ie Untuk Menyalurkan Nafsu Kejantinaan (seks) Secara Halal.
Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas". (QS. Al-Mu'minun: 5-7)
6. Pernikahan Sebagai Perisai Para Pemuda Dan Pemudi Dari Fitnah Dan Penyimpangan, Kefasikan Dan Kemaksiatan.
Oleh karena itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan kepada para pemuda untuk segera menikah. Sebagaimana sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam , "Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian ada yang mampu menikah, maka hendaklah ia menikah. Sungguh ia (pernikahan) dapat lebih menahan pandangan dan dapat lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Sungguh ia adalah peredam baginya." (Muttafaq 'alaih).
7. Pernikahan Jalan Mudah Untuk Meraih Pahala Dari Allah subhanahu wata'ala.
Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita bahawa sebaik-baik infak(belanja-nafkah) adalah infak yang diberikan kepada isteri dan keluarga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Satu dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dan satu dinar yang kamu infakkan untuk membebaskan hamba abdi, dan satu dinar yang kamu sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang kamu infakkan untuk isterimu, maka yang paling utama adalah satu dinar yang kamu infakkan untuk isterimu." (HR. Muslim).
Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pula kepada Sa'ad bin Abi Waqas radhiyallahu 'anhu, "Sungguh tidaklah kamu menginfakkan suatu infak semata untuk mencari wajah Allah(keredhaanNYA), melainkan kamu mendapatkan pahala padanya. Bahkan apa yang kamu letakkan pada mulut isterimu." (Muttafaq 'alaih).
Dan yang lebih agung dari itu semua adalah pahala yang diberikan kepada suami dan isteri tatkala melakukan hubungan intim (bersetubuh).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Dan dalam persetubuhan kalian terdapat sedekah"
Mereka bertanya, "Ya Rasulullah! Salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (kepada istrinya). Apakah ia mendapatkan pahala padanya?!
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Bagaimana menurutmu, seandai nya seseorang menyalurkan syahwatnya pada suatu yang haram, apakah ia berdosa? Maka demikian sebaliknya jika ia menyalur kannya pada suatu yang halal, ia mendapat kan pahala." (HR. Muslim)
8. Pernikahan Yang Cemerlang Adalah Yang Dibangun Di Atas Dasar-dasar Syar'ie Yang Benar.
Di antara dasar-dasar tersebut yang paling agung adalah kesolihan pasangan suami isteri. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Jika datang kepadamu seorang lelaki yang kamu sukai (redhai) agama dan akhlaknya, nikahkanlah dia (dengan putrimu), jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi ini." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani).
Seseorang bertanya kepada Al-Hasan rahimahullah, "Kepada siapa selayaknya aku menikahkan putriku?" ia menjawab, "Kepada lelaki yang bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Sesungguhnya jika ia mencintai putrimu, ia tentu akan memuliakannya. Dan jika ia membencinya, niscaya ia tidak akan berbuat aniaya terhadapnya."
Suami yang memiliki agama sudah barang tentu tidak akan berbuat zhalim terhadap isterinya saat ia marah, tidak mendiamkannya tanpa sebab, tidak bersikap buruk ketika mempergaulinya, dan juga tidak menjadi fitnah bagi istri/keluarganya dengan membawa sesuatu yang mungkar, atau alat-alat yang melalaikan (musik, orkes, film, dsb) ke dalam rumah. Akan tetapi ia akan berbuat dan bersikap seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam , "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik kalian terhadap keluargaku". (HR. Ibnu Majah)
Maka sudah sepatutnya para wali perempuan untuk selalu melihat dan mengutamakan agama dan akhlak seorang lelaki yang akan menjadi suami bagi putrinya. Karena sesungguhnya seorang perempuan akan menjadi tawanan dengan pernikahannya tersebut. Sedangkan seorang wali yang menikahkan putrinya dengan lelaki fasik dan gemar berbuat maksiat/bid'ah, sungguh ia telah berbuat aniaya terhadap putrinya dan dirinya sendiri.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Wanita dinikahi karena empat hal, yakni: Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka raihlah keberuntungan dengan memilih wanita karena agamanya, jika tidak, maka merugilah" (HR. Muslim).
Seorang isteri yang memiliki agama, ia senantiasa patuh kepada suaminya dalam segala hal, selain maksiat kepada Allah, menjaga dirinya dan harta suaminya, tatkala sang suami tak ada di sisinya. Ia tidak meninggalkan maupun mengabaikan hubungan suami-isteri, tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan suaminya, juga tidak berpuasa sunnah sedangkan suami sedang bersamanya, kecuali dengan izinnya. Dan ia tidak mengizinkan siapa pun yang tidak disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah seorang isteri berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya bersamanya, kecuali dengan izinnya." (Muttafaq 'alaih).
9. Pernikahan Merupakan Kekuatan Umat, Membentuk Generasi-generasi Pemuda Baru Dan Dapat Menggentarkan Musuh-musuh Islam.
Pernikahan merupakan satu wasilah (sarana) untuk meningkatkan kuantitas (jumlah) umat dan memakmurkan bumi Allah subhanahu wata'ala. Oleh karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat menganjur kan untuk menikahi wanita-wanita yang memiliki banyak keturunan/subur (al-walud). Sebagaimana sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam, "Nikahilah wanita yang penyayang lagi memiliki banyak keturunan (subur), maka sesungguhnya aku akan berbangga-bangga dengan kalian di depan umat lainnya pada hari Kiamat." (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i dan Ahmad).
10. Pernikahan Sebagai Sarana Perkenalan dan Pertemuan Di Antara Beberapa Keluarga. Sehingga terjalinlah kasih sayang dan persaudaraan di antara kaum muslimin. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. Al-Hujurat: 13)
Sejarah telah membuktikan, bahwa banyak suku dan bangsa yang dahulu tidak pernah akur, saling berseteru satu dengan yang lainnya, bahkan seakan menjadi permusuhan yang abadi dan peperangan yang tak ada akhirnya, maka tatkala terjadi pernikahan silang di antara suku-suku dan bangsa-bangsa yang berseteru tersebut, hilanglah permusuhan dan padamlah api kemarahan, berganti kasih sayang dan persaudaraan serta rahmat dan saling tolong-menolong di antara mereka. Wallahu a'lam.
@@@Dialihbahasakan dari buletin "Baaqotu wardin wa Nisrin, Muhdatun Likulli 'Arusain", Min al-Qism al'Ilmy Bi Daril-Wathan. (Oleh: Muhammad Ruliyandi Abu Nabiel) dari yusufembong.blogspot.com...